IkBann

September 19, 2011

Hitung Berat Besi (Balok, Kolom dan Pelat)

Banyak hal yang bisa menunjang suksesnya seorang manajer proyek.Satu hal yang menarik perhatian saya adalah tentang penguasaan material. Loh kok material ?
Dari sekian perusahaan tempat saya bekerja, sedikit sekali manajernya yang memegang rekap material, seberapa detil kebutuhan material untuk setiap pekerjaan, kebanyakan mereka memegang rekap material secara global dari semua kebutuhan material. Misalnya Besi dia 12 ……kg, dia 13……kg, dia 16….kg dan sebagainya. Sedangkan rincian material dipegang oleh estimator atau quantity proyek.

Pengalaman terakhir saya, manajer saya membuat breakdown (rincian) material artinya setiap item pekerjaan dihitung kebutuhan materialnya secara rinci. Misalnya untuk pekerjaan balok type B1 banyak balok……bh, volume betonnya …..m3, luas beksiting……m2, berat besi utama besi dia 16…..kg, berat besi sengkang besi dia 10….kg. Ini dihitung untuk masing-masing type.  

Bisa anda bayangkan jika anda membangun proyek gedung diatas tiga lantai? Dan punya beberapa jenis type balok, kolom dan lantai. Seberapa lama anda membuat rincian seperti itu?.

Project Manajer saya disalah satu proyek mall bilang begini, “Ndak usah terlalu detil begitu. Ntar hitunganmu ndak selesai, proyeknya dah keburu jadi. Hitung aja dengan uji sampel, hitung dulu 1 meternya terus kalikan berapa panjangnya”.

Project Manajer anda aja bilang begitu, terus dimana letak rahasianya? Apa perlunya membuat breakdown (rincian) material?

Bukan maksud merendahkan, menyusun rincian seperti itu memang membutuhkan waktu yang lama tapi dengan adanya rincian material akan lebih mudah untuk mengontrol material, mengontrol pekerjaan, menyusun bobot pekerjaan (membuat progress), membayar upah pekerjaan, mengajukan termin, dll.

Gambar dibawah adalah contoh rekap yang pernah saya buat.


Salah seorang staf anda memberi tahu tentang kondisi proyek, bahwasanya dua hari lagi akan ada pengecoran balok type B1, B2, B3 masing-masing 3 buah, kolom K1 5 buah serta pelat lantai L1 4 buah, ini contoh kasus.

Nah, dengan rincian material yang anda buat anda sudah tahu balok B1 volumenya berapa, bekistingnya luasnya berapa, pembesian beratnya berapa. Begitu juga dengan B2, B3, K1 dan L1. Anda tinggal memasukkan nilai rupiahnya saja.

Dengan demikian sudah dapat dipastikan langkah yang harus dilakukan seperti mengalokasikan dana proyek untuk pembelian ready mix, upah pembesian, upah bekisting, upah pengecoran, buat progress.

Bandingkan jika rincian materialnya tidak ada, anda akan memberikan banyak instruksi kepada staf anda.
Pimpinan tempat saya bekerja terakhir sudah menerapkan ini di semua proyeknya. Semua material sudah ada rinciannya, materialnya apa, untuk apa dan berapa banyak sebelum proyek dimulai.

Begitu proyek jalan dia fokus untuk pelaksanaan. Proyek belum dimulai dia sudah untung….ANDA LAYAK MENCOBANYA.

Download panduannya untuk membuat rincian balok, kolom dan pelat disini





5 comments:

  1. Setuju gan, dengan Tabel Rekapitulasi Material seperti yang agan buat estimasi kebutuhan material menjadi lebih mudah dan efisien

    ReplyDelete
  2. Trims komennya, sukses buat anda Distributor Besi Baja

    ReplyDelete
  3. program keluarnya demo ya bos,,,kesulitan saat masukkan dimensi beton dan diameter besi tersendiri

    ReplyDelete
  4. mas itu link downloadnya erorr , tolong diperbaiki

    ReplyDelete